Rabu, 28 Maret 2018

Puisi (Sinta)

Aku tidak berani mengaku sebagai Rama. Namun bolehkah aku menganggapmu sebagai Sinta?

Bila aku harus mematahkan busur cinta para pemuda yang ingin melesatkan kasih,
Bila aku harus melesatkan kasihku untukmu yang terkasih,
Semuanya akan kulakukan tanpa buru-buru,
Biar kutata niatku, kutata tekadku,
Dan selama penantian tentang takdir cinta,
Biar aku memperbaiki diri sebagai abdi,
Biar aku memperbaiki ibadahku pada-Nya,
Lalu kamu pun melakukan hal yang sama selagi menanti,

Kita akan sama-sama mengingat kenangan yang terlewatkan,
Kita akan sama-sama melawan rindu yang tertahan,
Lalu kemudian, ada doa yang dirapalkan dengan sejuk jiwa,
Seolah berusaha menikahkan dua hati satu cinta pada-Nya.

Karena cinta merupakan asma-Nya,
Semoga Dia akan selalu menjaga cinta kita.

Kebumen, 29 Maret 2018
Mas Putu Jagat.

Puisi (Sinta)

Aku tidak berani mengaku sebagai Rama. Namun bolehkah aku menganggapmu sebagai Sinta?

Bila aku harus mematahkan busur cinta para pemuda yang ingin melesatkan kasih,
Bila aku harus melesatkan kasihku untukmu yang terkasih,
Semuanya akan kulakukan tanpa buru-buru,
Biar kutata niatku, kutata tekadku,
Dan selama penantian tentang takdir cinta,
Biar aku memperbaiki diri sebagai abdi,
Biar aku memperbaiki ibadahku pada-Nya,
Lalu kamu pun melakukan hal yang sama selagi menanti,

Kita akan sama-sama mengingat kenangan yang terlewatkan,
Kita akan sama-sama melawan rindu yang tertahan,
Lalu kemudian, ada doa yang dirapalkan dengan sejuk jiwa,
Seolah berusaha menikahkan dua hati satu cinta pada-Nya.

Karena cinta merupakan asma-Nya,
Semoga Dia akan selalu menjaga cinta kita.

Kebumen, 29 Maret 2018
Mas Putu Jagat.